MENYULAP LAHAN GAMBUT BEKAS KARLAHUT MENJADI BERKAH TANPA MERUSAK EKOSISTEM

Authors

  • Sri Mawarti Universitas Riau

Abstract

Musim kemarau menjadi salah satu penyebab rentannya terjadi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), menjadi ancaman bagi daerah yang memiliki lahan gambut, seperti Kabupaten Bengkalis memiliki luas lahan gambut 69,68% dari total luas dataran kabupaten. Diantara kecamatan yang rentan terhadap Karlahut yakni Kecamatan Bukit batu dan Bandar Laksamana, daerah ini pernah menjadi langganan kebakaran lahan beberapa tahun yang silam, termasuk perkebunan warga juga turut terbakar. Untuk mencegah terulangnya kembali musibah Karlahut dibutuhkan kesadaran masyarakat agar menjaga lingkungan dengan baik supaya menjadi berkah meskipun dilahan gambut. Peraturan larangan membakar lahan membuat masyarakat diderah tersebut yang mayoritas petani dengan keterbatasan modal yang dimiliki tidak dapat optimal memanfaatkan lahan gambut tempat mereka menopang kehidupan. Agar masyarakat yang hidup dilahan gambut produktif dan sejahtera harus ada sinergitas antara pemerintah dan swasta. Melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, lahan gambut akan menjadi berkah bagi warga tanpa harus merusak ekosistem gambut. Salah satu contoh upaya melestarikan lahan gambut bekas kebakaran di Desa Kampung Jawa, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, kini telah disulap menjadi Taman Arboretumm Gambut, oleh warga sekitar yang dibina perusahaan swasta. Taman tersebut menjadi tempat edukasi bagi masyarakat serta menjadi sumber penghidupan warga di daerah tersebut. Upaya lainnya yakni mengedukasi masyarakat sejak dini akan pentingnya menjaga ekosistem gambut, dengan memberi pengetahuan tentang manfaat lahan gambut kepada anak-anak sekolah dasar, melalui kurikulum Sekolah Cinta Gambut yang sudah diberlakukan di Kecamatan Bukit Batu, Siak Kecil serta Kecamatan Bandar Laksamana. 

Downloads

Published

2022-11-01